Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah menjelaskan, provinsinya batal menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) karena masyarakat di 24 kabupaten dan kota memiliki disiplin tinggi dan menerapkan inovasi lokal.
“Kami melakukan isolasi didukung pemenuhan logistik dan bekerja sama membentuk program duta Covid-19. Bersama seluruh Forkopimda dan paramedis terus mendorong memutus rantai penularan Covid-19. Hampir tidak ada gejolak di daerah, kami juga membuat posko pengaduan,” ujarnya.
Pemerintah Provinsi Sulsel juga menyediakan lima rumah sakit untuk menangani pasien dengan gejala ringan dengan total 350 kamar. Ada lima rumah sakit juga yang dilengkapi ventilator untuk menangani pasien dengan penyakit penyerta.
“Jumlah pasien terus menurun. Kami punya target pada akhir Mei ini sudah tidak ada kasus dan dideklarasikan sebagai daerah hijau. Kami berupaya keras karena Sulsel sebagai salah satu lumbung pangan nasional, tidak boleh terganggu Covid-19,” katanya.
Selain itu, Sekretaris Daerah Sulawesi Tenggara (Sulteng) Hidayat Lamakarate menjelaskan, ada 18 rumah sakit yang ditunjuk untuk menangani Covid-19. Gubernur Sulteng telah mengeluarkan kebijakan untuk memberi insentif bagi tenaga kesehatan yang tidak mendapat dukungan dari pusat dengan tambahan anggara Rp33 miliar untuk beras bagi masyarakat.
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Djalilah juga menjelaskan, kondisi di NTB terkontrol dengan baik. Namun tugas besar di NTB yakni pada klaster Gowa yang sudah menjalani rapid tes dan dan terdapat masyarakat yang reaktif.
Seluruh warga yang reaktif sudah dikarantina dan jika diketahui positif harus dirawat di rumah sakit. Sementara Pemda Maluku mengaku telah memperketat pintu masuk dan melakukan skrining bagi yang melakukan perjalanan.