Dia mengatakan, ibu hamil dan mempunyai balita harus memperhatikan asupan gizi, terutama protein dan karbohidrat.
"Protein itu paling mudah didapat dari telur. Mudah didapat dan gampang diolah. Sementara untuk anak perempuan remaja juga harus diperhatikan, karena seringkali mengalami anemia. Intinya Ibu dan anak harus sehat," tambah Atikoh.
Menurut Atikoh, masa 100 hari kehamilan itu sangat krusial. Asupan gizi yang cukup bagi ibu dan janinnya akan menentukan masa depan anak yang lahir.
"Anak yang terlahir sehat, tidak mudah sakit dan akan cepat mengakses pengetahuan serta menjadi pandai dan cerdas. Nantinya anak ini akan menjadi generasi emas Indonesia di masa mendatang," kata dia.
Program ini diikuti sekitar 1.000 warga yang berada di sekitar wilayah Kapuk, Jakarta Barat. Seperti diketahui, data dari Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Barat, Kapuk merupakan kelurahan dengan tingkat kasus stunting tertinggi.
Atikoh menyampaikan, untuk memastikan ketepatan sasaran bantuan stunting, pihaknya harus dapat memetakan kantong-kantong wilayah stunting, serta mengidentifikasi layanan yang harus diperbaiki.
Atikoh berharap melalui program ini kesadaran masyarakat akan terbangun, dan akan hadir komunitas yang turut berpartisipasi dalam mempercepat penurunan stunting.
“Saya harapkan program ini terlaksana dengan tepat sasaran dan berkelanjutan, serta menginspirasi banyak pihak lain di wilayah Jakarta Barat untuk ikut berkontribusi nyata menurunkan angka stunting,” tuturnya.