JAKARTA, iNews.id - Terdakwa kasus korupsi Azis Syamsuddin menangis saat membacakan nota pembelaan atau pledoi dalam sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Senin (31/1/2022). Azis menangis sembari tergugu menceritakan pengalaman hidupnya.
"Semasa hidup, saya selalu mengikuti ke mana ayah saya pergi, ke mana pindah, dimana beliau sebagai pegawai negeri di bank pemerintah. Ayah saya ditugaskan setiap tiga tahun rata-rata berpindah ke berbagai daerah," ulas Azis sembari terus terisak.
Azis berkisah, sebagai anak bungsu dari lima bersaudara dirinya tidak mengalami kehidupan yang nyaman. Dia menceritakan hidupnya yang selalu berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lain.
"Mulai dari Singkawang Kalimantan Barat yang saat itu ada Perang Mangkok Merah, kemudian ke Tanjung Balai Karimun, Jember, hingga akhir masa tugas almarhum ayah saya (yang) penempatannya di Jakarta," jelas Azis.
Azis juga mencurahkan kisah hidupnya yang menjadi korban plonco atau bullying. Hal itu diduga lantaran dirinya tidak mampu beradaptasi saat hidup berpindah-pindah mengikuti ayahnya.
"Tiap tiga tahun, saya selalu diplonco di setiap berbagai daerah karena saya tidak bisa menggunakan bahasa daerah setempat. Saya harus tegar menghadapi dalam bulan pertama dan kedua menghadapi plonco di setiap daerah," imbuhnya sembari terus menangis.
Azis menuturkan, ketika ayahnya pensiun, dirinya mengalami kehidupan yang kontradiktif dari sebelumnya. Dia dan keluarganya terpaksa tinggal di Rumah Susun (Rusun) Tanah Abang, Jakarta Pusat.