Arsad menambahkan, tenaga kesehatan yang berada di pos kesehatan satelit terdiri dari dokter dan perawat yang berasal dari petugas kloter. “Pos kesehatan satelit bersinergi dengan seluruh layanan kesehatan bagi jemaah haji dalam penyediaan obat serta tindak lanjut kesehatan bagi jemaah haji yang membutuhkan penanganan medis,” katanya.
Dengan adanya pos kesehatan satelit ini, maka layanan kesehatan tidak lagi terpusat di sektor. Di mana setiap sektor terdapat sembilan hingga sepuluh hotel. Apalagi, jarak hotel dengan sektor cukup jauh.
"Tidak semua orang mau jalan kaki ke sektor karena jaraknya jauh. Makanya kita dekatkan dengan membuka layanan kesehatan satelit di masing-masing hotel. Beroperasi 24 jam dan free atau gratis tidak perlu bayar," ucapnya.
Arsad menambahkan, jumlah jemaah yang mengunjungi pelayanan satelit cukup tinggi. Artinya, ada kesadaran dari jemaah haji untuk menjaga kesehatannya. "Bukan hanya untuk keperluan pengobatan saja. Banyak juga jemaah yang sekadar datang untuk mengecek tensinya," katanya.