Menurutnya, ingin aplikasi Sosialita juga digunakan pemerintah desa untuk berbelanja. Apalagi anggaran untuk desa pada tahun depan cukup besar yakni Rp243 miliar. “Jika sepertiganya anggaran desa masuk Sosialita, nilainya sudah Rp80 miliar,” ucapnya.
Adanya market place ini diharapkan bisa membantu UMKM naik kelas. UMKM, kata dia dapat belajar bagaimana menangkap belanja pemerintah.
“Yang ini lama-lama bukan UMKM tapi bsia jadi besar. Kalau ini ditangkap UMKM pasti pendapatan UMKM kita cukup besar. Tentu juga butuh tenaga kerja yang cukup banyak. Ini efek ekonominya besar,” ucapnya.
Selain itu, aplikasi ini dinilai bisa membantu UMKM untuk menyelamatkan UMKM Tanah Laut dari dampak pandemi. Pasalnya sudah ada kejelasan siapa yang akan menjadi pembeli UMKM tersebut. “Ini menyelamatkan UMKM di saat Covid-19,” katanya.
Pada sesi tanya jawab, salah satu juri yakni, Gun Gun Heryanto mempertanyakan bagaimana Sukamta mengatasi potensi terjadinya kongkalikong. Sukamta menjelaskan harga sudah ditetapkan di dalam aplikasi tersebut.
“Kan bisa melihat harga patokan, apakah wajar atau tidak. Apa yang diragukan tadi terjadi kongkalikong justru tidak, sangat transparan. UMKM mengeluarkan harga seperti e-katalog,” ucapnya.