Saat itu, SBY mengaku, beberapa kali almarhum Ani Yudhoyono menangis. Terkadang, SBY juga hampir tidak kuat dengan hinaan-hinaan yang melampaui batas yang ditujukan kepadanya. Namun, SBY berkata, sebagai nakhoda, dia harus kuat, tegar, dan sabar.
"Saya menghibur diri saya sendiri, saya dibeginikan karena saya pemimpin, karena saya presiden. Semua menjadi tanggung jawab saya, kodrat saya. Kalau saya tidak kuat dan patah di tengah jalan, justru negara akan kacau. Rakyat justru akan menderita. Karenanya saya tetap fokus pada tugas dan kewajiban saya. Saya yakin bahwa badai pasti berlalu," tuturnya.
SBY pun meminta masyarakat agar apa yang dialaminya dulu tidak lagi dilakukan kepada pemimpin-pemimpin Indonesia yang lain. "Bagaimanapun cacian dan hinaan yang melampaui batas itu tidak baik. Tidak baik jika terjadi di negara Pancasila ini. Di negara yang berke-Tuhanan ini," ujarnya.
Terakhir, SBY mengajak semua pihak bersama-sama mengontrol atau mengendalikan ucapan dan pandangan dengan niat yang baik. "Kita sampaikan pandangan kita apa adanya, tanpa harus menghina pemimpin kita," katanya.