Mengenai perbedaan dukungan di kontestasi Pilpres 2019, hal itu tak lebih dari dinamika politik dalam rangka demokrasi.Terlebih Partai Demokrat selama ini tidak pernah mendeklarasikan diri sebagai partai oposisi.
Demokrat, kata Ferdinand, merupakan penyeimbang atau partai tengah. Artinya, apabila ada kebijakan yang baik, Demokrat akan mendukung, sekalipun harus berada di luar pemerintahan. Akan tetapi, apabila ada kebijakan yang tidak prorakyat, tentu Demokrat akan menentang keras.
"Kalau sudah bicara negara, kita tidak boleh ada bicara lawan politik, musuh politik. Dan semua pihak kita harus mampu berdiri bersama, bergandengan tangan membangun bangsa," katanya.
Seperti diketahui, Jokowi mengundang AHY untuk bertemu d Istana Merdeka, Jakarta. Kepala Staf Presiden yang juga Ketua Harian TKN Jokowi-Ma'ruf, Moeldoko, menyebut pertemuan tersebut untuk membahas kemungkinan koalisi Demokrat dengan partai politik pendukung Jokowi-Ma’ruf.
"Sepertinya yang terlihat seperti itu (merangkul Partai Demokrat). Politik sebegitu dinamis. Jadi, menit-menit terakhir berubah sangat cepat. Jadi, bisa saja yang tadinya berada di sana (oposisi), sekarang berada di sini, itu sangat dinamis," kata Moeldoko.