Sebagai bahan pertimbangan, Partai Perindo melihat siklus politik 10 tahunan dimana padanan Capres yang unggul masih memperhatikan Nasionalis -Religius, Jawa-Luar Jawa.
Tahun 2004, lanjutnya, pasangan SBY - JK merupakan representasi Nasionalis - Religius, Jawa -luar Jawa, militer-sipil.
"2014, pasangan Jokowi-JK menggambarkan Nasionalis- Religius, Jawa -Luar Jawa. JK dinilai tokoh religius dan merupakan Ketua Dewan Masjid Indonesia," kata Heri.
Dengan ini, Partai Perindo juga melihat kombinasi ini bisa saja terulang sebagai siklus Pilpres 10 tahunan.
Karena itu, Partai Perindo membuka komunikasi dengan tokoh nasionalis dan juga tokoh religius sebagai upaya dari perjuangan politik partai.