Biografi Ahmad Tohari, Sastrawan yang Karyanya Mengalir dari Desa hingga Kancah Internasional

Luthfi Fahmi Amali Umar
Ahmad Tohari, sastrawan dan budayawan Indonesia. (Foto: YouTube/Kanca Budaya)

Kontroversi dan Perjuangan

Perjalanan kepengarangan Tohari penuh liku-liku. Novel Ronggeng Dukuh Paruk yang terbit tahun 1982, mengisahkan pergolakan di dusun kecil selama masa pergolakan komunis dan dianggap kontroversial oleh Orde Baru. Pemerintah memandangnya sebagai karya yang terlalu kiri. Bahkan Tohari diinterogasi selama berminggu-minggu.

Hanya melalui bantuan sahabatnya Gus Dur, Tohari bebas dari intimidasi tersebut.

Ciri Khas Karya, Desa dan Religiositas

Karya Tohari kaya dengan nuansa kehidupan pedesaan dan religiositas. Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk memperlihatkan kehidupan masyarakat kecil dan pergulatan internal tokoh-tokohnya. Tohari mengangkat tema-tema nasional melalui cerita-cerita pedesaan, memberikan suara kepada mereka yang terpinggirkan.

Puncak Kreativitas dalam Cerpen-Cerpen

Mata Yang Enak Dipandang, kumpulan cerpennya yang terbit pada 2013, mencerminkan kekhasan gaya penulisan Tohari. Dalam 15 cerpennya, dia menyuguhkan gambaran kehidupan sosial dan budaya di pedesaan.

Melalui cerpen-cerpen seperti Penipu yang Keempat dan Warung Penajem, Tohari menyoroti konflik moral dan spiritual di tengah masyarakat pinggiran.

Penghargaan dan Legitimasi Karya

Karya Tohari memetakan kompleksitas kehidupan manusia pedesaan, dan penghargaan-penghargaan yang diterimanya, seperti novel "Kubah" yang memenangi hadiah Yayasan Buku Utama pada tahun 1981, yang melegitimasi kepiawaiannya dalam mengangkat isu-isu kehidupan.

Meskipun perjalanan kepengarangannya penuh gejolak dan keresahan pribadi, Tohari tetap teguh pada pendiriannya hingga menciptakan karya-karya yang tak hanya menghibur tetapi juga meresapi kearifan lokal.

Biografi Ahmad Tohari dengan jejak karyanya yang mengalir dari pedesaan hingga kancah internasional, telah membuktikan bahwa seorang sastrawan tidak hanya menulis untuk generasinya sendiri, tetapi juga untuk semua generasi yang akan datang. Karya-karyanya bukan hanya cermin kehidupan desa, tetapi juga refleksi mendalam tentang keberagaman dan kompleksitas manusia.

Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait
Nasional
6 hari lalu

Indonesia Dapat 91 Emas di SEA Games 2025, Prabowo: Agak Pusing Bonusnya Besar

Nasional
6 hari lalu

Prabowo Semringah Indonesia Raih 91 Emas di SEA Games 2025

Nasional
16 hari lalu

Prabowo Bertemu Putin di Moskow, Bahas Penguatan Perdagangan RI-Rusia

Nasional
16 hari lalu

Kelakar Prabowo saat Undang Putin ke Indonesia: Jangan ke India Saja

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal