Dalam jurnal Konsepsi Al-Ghazali tentang Fiqh dan Tasawuf, dosen mata kuliah Ilmu Tasawuf STAIN Batusangkar, Deswita, menyatakan Al Ghazali lahir saat ulama fiqih dan tasawuf berseteru. Al Ghazali kemudian tampil sebagai sosok penyelamat ilmu tasawuf dari kehancuran.
"Beliau menyelamatkan tasawuf dengan cara mengintegrasikannya dengan fiqh dan ilmu kalam menjadi suatu ajaran Islam yang utuh. Kitabnya Ihya' Ulum al Din adalah salah satu bukti nyata dari usahanya tersebut," tulis Deswita.
Al Ghazali memandang tasawuf sebagai ketulusan kepada Allah dan pergaulan yang baik sesama manusia. Pemikirannya menggabungkan fikih dengan tasawuf dan ilmu kalam semata untuk mengokohkan iman dan mencintai Allah dituangkan dalam kitab Ihya Ulumuddin.
Al Ghazali wafat pada 1111 M. Dia dimakamkan di Tabiran, Qasabah, Thus.