Meskipun lahir di keluarga Sultan, tapi Pangeran Antasari tumbuh di luar lingkungan istana berbaur dengan pedagang dan petani, juga banyak belajar agama pada para ulama.
Pangeran Antasari memiliki dua orang istri, yaitu Ratu Antasari (Ratoe Idjah) binti Sultan Adam dan Nyai Fatimah yang merupakan adik dari Tumenggung Surapati. Dari dua pernikahan tersebut, ia memiliki delapan putri dan dua putra.
Sayangnya, tidak banyak informasi yang bisa didapatkan seputar nama-nama anak Pangeran Antasari. Beberapa nama yang cukup dikenal hanyalah Panembahan Muhammad Said, Sultan Muhammad Seman, Putri Kaidah, dan Putri Hasiah.
Pangeran Antasari wafat pada 11 Oktober 1862 di Kampung Bayan Begok, Sampirang, Barito Utara, Kalimantan Tengah. Lokasi makam pangeran Antasari berada di Jalan. Malkon Temon, Banjarmasin.