Dia menuturkan, semua lompatan kemampuan yang dimiliki BMKG tak mungkin terjadi bila bukan karena peran Megawati Soekarnoputri sebagai presiden. Dwikorita mengisahkan soal Indonesia menghadapi banjir yang menewaskan 22 orang di Jakarta pada 2002.
Saat itu, kenang Dwikorita, curahan hujan sangat tinggi. Sementara kapasitas BMKG yang masih berada di bawah Departemen Perhubungan, sangat terbatas sehingga untuk memberikan prediksi serta peringatan dini kepada masyarakat juga tak mampu.
Pada saat itu, dia menyebut Megawati mampu melihat ke depan, dengan berbasis pengamatan atas fenomena perubahan iklim akibat kerusakan lingkungan sekaligus aktivitas kegempaaan, Megawati bervisi BMKG wajib berperan vital. Yakni, untuk bisa memprediksi bencana dan memberi peringatan dini yang akurat kepada masyarakat.
"Di sinilah Ibu Megawati menunjukkan betapa nilai-nilai kemanusiaan bagi seluruh rakyat Indonesia menjadi pertimbangan utama dalam membuat keputusan," katanya.
Pada saat itu Megawati mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 46 dan Nomor 48 Tahun 2002. BMKG lalu diubah menjadi lembaga pemerintahan nondepartemen yang artinya langsung di bawah presiden.