JAKARTA, iNews.id - DKI Jakarta menduduki posisi pertama sebagai kota dengan udara terburuk di dunia menurut Air Quality Index (AQI) per Sabtu (12/8/2023) pukul 07.15 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap tiga faktor penyebab kualitas udara di Jakarta buruk.
Faktor pertama, yakni musim kemarau yang menyebabkan kualitas udara cenderung naik.
“Bahwa kecenderungannya pada musim kemarau kualitas udara cenderung naik dan seperti yang kita alami sekarang. Jadi faktor yang juga mempengaruhi kondisi sekarang dan juga sebenarnya sudah terjadi di tahun-tahun sebelumnya,” ujar Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, dalam keterangannya, dikutip Sabtu (12/8/2023).
Selain itu, Ardhasena mengatakan kualitas udara memiliki siklus harian. “Hal lainnya yang juga menarik dan perlu dicermati bahwa kondisi kualitas udara itu ada siklus hariannya, pada saat lepas malam hari hingga dini hari cenderung lebih tinggi dari pada pagi hingga sore karena ada siklus harian,” katanya.
Faktor kedua, kata dia, yakni wilayah urban yang tersemat di Jakarta juga mendukung peningkatan kualitas udara buruk. “Fenomena lain yang juga menarik dan juga kita di wilayah urban,” tuturnya.
Ketiga, kata Ardhasena, yaitu adanya fenomena lapisan inversi. Fenomena ini membawa kelembapan udara yang relatif tinggi, sehingga dapat menyebabkan munculnya lapisan inversi yang dekat dengan permukaan.