Lapisan inversi ditandai dengan peningkatan suhu udara seiring dengan peningkatan ketinggian lapisan.
“Hal ketiga adalah selain tadi yang kedua siklus hariannya lebih rendah pada siang hingga sore. Kemudian karena kita di wilayah urban dan saat musim kemarau itu fenomena namanya lapisan inversi jadi ketika pagi di bawah itu cenderung lebih dingin daripada di atas,” ujar Ardhasena.
“Sehingga itu mencegah udara itu naik dan kemudian terdispensi itu penjelasan mengapa Jakarta kelihatan keruhnya di bawah dibandingkan di atas karena setting perkotaannya di mana kita hidup bersama,” katanya.