BMKG mencatat, saat ini kecepatan angin, terutama di bagian selatan Jawa dan Bali menunjukkan kecepatan angin yang lebih kuat. Lombok, Denpasar, Solo, Yogyakarta, Bandung 10 - 20 knot. Jakarta, Semarang, Surabaya 5 - 10 knot, dengan 1 knot ~ 0.5 m/s.
Kota-kota di bagian selatan Jawa dan Bali juga menunjukkan suhu udara relatif lebih dingin dibandingkan bagian utara. Misalnya pada siang hari Lombok, Denpasar suhu 26- 28 derajat celsius, saat yang sama di Semarang, Jakarta, Surabaya 30-31 derajat celsius. Sedangkankan pada malam hingga pagi hari, suhu minimum tercatat pada 29 Juli terendah 10,4 derajat celsius di Ruteng, NTT, di Malang dan Bandung 17 derajat celsius, di Padang Panjang 18 derajat celsius.
Musim kemarau tersebut menyebabkan potensi kekeringan secara meteorologis pada 31 persen ZOM berdasarkan indikator Hari Tanpa Hujan berturut-turut (HTH) atau deret hari kering yang bervariasi dalam hitungan hari hingga bulan. BMKG memperkirakan, Agustus merupakan bulan yang diprediksi sebagai puncak musim kemarau bagi sebagian besar wilayah yang mengalami kemarau.
Sebanyak 65 persen ZOM akan mengalami puncak musim kemarau, yaitu sebagian besar wilayah NTT, NTB, Bali, sebagian besar Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, dan sebagian Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi Selatan serta Papua bagian selatan.
Sementara 19 persen ZOM diprediksikan mengalami puncak musim kemarau pada September, meliputi sebagian besar Sumatera bagian tengah, Kalimantan bagian selatan, tengah dan timur, Sulawesi bagian barat dan Maluku.