Selain itu kapal feri (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter). Kemudian kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas empat meter).
Modifikasi Cuaca
Sementara itu, BNPB bersama BRIN melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengantisipasi cuaca ekstrem di wilayah Sulawesi Selatan. Kegiatan yang juga melibatkan BMKG dan TNI AU ini berlangsung mulai Senin (6/3/2023) hingga Kamis (9/3/2023).
BNPB mengidentifikasi adanya potensi curah hujan tinggi yang dapat memicu terjadinya bahaya hidrometeorologi basah, seperti banjir, angin kencang maupun tanah longsor.
Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB Rustian menyebut langkah pencegahan ini merupakan tindak lanjut atas permintaan Gubernur Sulsel.
“Sebelumnya Gubernur Sulawesi Selatan telah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi basah di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan,” ujar Rustian, Senin (6/3/2023). Penetapan status siaga darurat tersebut menindaklanjuti prakiraan BMKG terkait potensi cuaca ekstrem di wilayah tersebut.