Menurut dia, potensi hujan yang terjadi di pertengahan Juni ini tidak akan terlalu terdampak pada potensi bencana hidrometeorologi basah. “Kalau hidrometeorologi basah rasanya tidak akan terlalu dominan karena kita sudah mulai masuk musim kering.”
Lebih lanjut, Aam mengatakan kini wilayah Indonesia telah memasuki periode musim kering setelah periode basah atau penghujan yang panjang sejak April 2020 hingga Januari 2023. Sehingga, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi perhatian bagi pemerintah daerah.
“Jadi sebenarnya memang kita harus mengeluarkan upaya semaksimal mungkin karena kerugian yang bisa ditimbulkan oleh bencana alam pada fase-fase kering ini juga sangat luar biasa mungkin bukan korban jiwa seperti gempa yang memakan korban banyak tetapi untuk kerugian ekonomi itu sangat sangat luar biasa,” tandasnya.