“Suku bunga kredit perbankan lebih lambat baru turun 24 bps menjadi 8,96 persen pada November 2025,” paparnya.
Lambatnya penyesuaian ini menjadi perhatian serius, terutama karena perbankan telah mendapatkan injeksi likuiditas besar dari pemerintah.
Kontras dengan bunga kredit, instrumen keuangan lainnya justru mencatatkan penurunan imbal hasil yang jauh lebih tajam sepanjang tahun 2025 seperti Suku Bunga INDONIA turun 191 bps dari 6,03 persen di awal tahun menjadi 4,12 persen per 16 Desember 2025.
Suku Bunga SRBI untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan mengalami penurunan signifikan masing-masing sebesar 226 bps, 226 bps, dan 228 bps menjadi di kisaran 4,90 persen hingga 4,98 persen.
Imbal Hasil SBN dengan tenor 2 tahun anjlok 199 bps menjadi 4,97 persen, sementara tenor 10 tahun turun menjadi 6,16 persen.
Suku Bunga Deposito (1 bulan). Di sisi pendanaan, perbankan sudah menurunkan bunga deposito sebesar 67 bps menjadi 4,14 persen per November 2025.
Dengan penurunan bunga deposito dan imbal hasil pasar uang yang sudah cukup dalam, Bank Indonesia berharap perbankan memiliki ruang yang lebih dari cukup untuk segera menurunkan suku bunga kredit guna memacu pertumbuhan ekonomi nasional di tahun mendatang.