Butet Kartaredjasa Dilaporkan ke Bareskrim, Pengamat: Kemunduran Demokrasi

Danandaya Arya Putra
Pengamat menilai pelaporan yang dilayangkan terhadap Butet Kartaredjasa usai mengaku diintimidasi oknum polisi sebagai kemunduran demokrasi. (Foto: Erfan Erlin)

JAKARTA, iNews.id - Seniman Butet Kartaredjasa dan Agus Noor mengaku mendapat intimidasi dari oknum polisi saat akan menggelar pertunjukan seni di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada 1 Desember 2023 lalu. Keduanya diminta membuat surat pernyataan bahwa pentas tersebut tidak menampilkan pertunjukan yang mengandung unsur politik. 

Akibat kejadian itu, Butet dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Komunitas advokat Lingkar Nusantara (Lisan) pada Jumat (8/12/2023). Dia dilaporkan karena diduga menyebarkan berita bohong atau hoaks. 

Pakar Hukum Tata Negara Bivitri Susanti mengatakan pelaporan tersebut sebagai kemunduran demokrasi. Sebab hal tersebut jelas sebagai pelanggaran terhadap kebebasan berekspresi warga negara yang telah dijamin di dalam konstitusi dan undang-undang.

"Ya jadi tentu saja ini suatu langkah yang sangat buruk dalam demokrasi kita. Buat saya, ini sebuah sudah semakin menunjukkan bahwa demokrasi kita itu sedang sangat-sangat mundur ke belakang karena enggak ada dalam sebuah negara demokrasi, ekspresi, kebebasan berpendapat itu dihalangi apalagi ini sebenarnya suatu ekspresi dalam bentuk seni," ucap Bivitri saat dikonfirmasi, Sabtu (9/12/2023).

Dia menjelaskan jika pertunjukan Butet memang bernuansa kampanye dan dianggap melanggar, seharusnya yang melakukan tindakan adalah Badan Pengawasan pemilu (Bawaslu). 

"Ketika Mas Butet sendiri sudah disuruh untuk tanda tangan segala macam itu kan juga sudah terang itu di luar wewenang kepolisian ya. Kalau persoalannya kampanye seharusnya itu dilaksanakan oleh Bawaslu dan itu pun sebenarnya kalau tindakannya preventif dia tidak boleh dengan segala macam penandatanganan dan lain-lain," katanya.

Bivitri mengatakan kritik adalah hal yang wajar agar bisa dijadikan masukan sebagai bahan evaluasi. 

"Padahal dalam sebuah demokrasi kritik itu adalah sangat-sangat wajar dan bahkan itulah yang menandakan antara negara yang demokratis dan negara yang otoriter," katanya.

Editor : Rizky Agustian
Artikel Terkait
Buletin
18 hari lalu

Viral Pria Ini Ngaku Anak Propam, Nekat Bohong demi Hindari Debt Collector

Seleb
2 bulan lalu

Kronologi Lengkap Ashanty Ribut dengan Eks Karyawan, Saling Lapor Polisi!

Megapolitan
4 bulan lalu

Pedagang Pasar Hewan Barito Gelar Aksi Tolak Relokasi, Desak Hentikan Segala Bentuk Intimidasi

Nasional
5 bulan lalu

Batalkan Open BO, Pria di Cikarang Bekasi Ngaku Diperas hingga Diintimidasi

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal