Hasilnya, kata dia, Jokowi menyampaikan bahwa proses jalan terus sambil terus dianalisis dari para kandidat karena akan ada pilihan-pilihan di antara alternatif yang ada. Dia mengatakan, dukungan pencalonan dirinya sebagai cawapres pendamping Jokowi datang dari berbagai daerah seperti Bandung, Gresik, Rembang, Sidoarjo, Lampung dan sebagainya.
Dukungan tersebut muncul karena para kiai dan santri mengharapkan adanya calon presiden atau calon wakil presiden dari kalangan NU. Dia mengapresiasi atas antusiasme warga NU untuk memberi dukungan kepadanya yang mencalonkan diri sebagai cawapres.
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, partainya memang mempertimbangkan cawapres pendamping Jokowi dari kalangan parpol. "Bagi PDI Perjuangan alangkah lebih baiknya mereka melalui kaderisasi internal partai politik," kata Hasto.
Dia menilai cawapres dari kalangan parpol memiliki kekuatan kolektif yang akan memperkuat kekuatan ril kepemimpinan Jokowi. Namun, PDIP tidak membedakan latar belakang untuk sosok capres dan cawapres, baik dari unsur partai atau nonpartai dan membuka kesempatan bagi siapa pun warga negara untuk menjadi calon pemimpin.
"Ya sekali lagi tidak ada dikotomi bagi PDIP, karena parpol juga berdedikasi untuk negara. Semua terpanggil sebagai pemimpin untuk bangsa juga memiliki komitmen sama," ujarnya.