JAKARTA, iNews.id - Cara Kopassus (Komando Pasukan Khusus) berkamuflase menjadi salah satu penentu kesuksesan operasi pasukan elite TNI Angkatan Darat (AD) tersebut. Oleh karena itu setiap prajuritnya dibekali teknik penyamaran serta peralatan penunjang.
Kamuflase, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berarti perubahan bentuk, rupa, sikap, warna, dan sebagainya menjadi lain agar tidak dikenali. Di bidang militer, kamuflase merupakan salah satu bentuk strategi untuk mengecoh musuh sehingga tak terdeteksi.
Penerapan kamuflase pada bidang militer dilakukan dengan menambahkan warna dan corak pada semua jenis peralatan militer, termasuk pakaian, senjata, hingga kendaraan militer. Penambahan corak dan warna ini menyesuaikan dengan kondisi dominan di medan tempur.
1. Corak Loreng
Ada beberapa kesamaan antara seragam Kopassus dengan militer dari negara lain, yakni corak khas lorengnya. Setiap negara memiliki warna loreng berbeda-beda, bergantung kondisi dominan medan yang kerap dihadapi militer negara tersebut. Tidak hanya Kopassus, corak loreng ini juga digunakan di seragam tiap prajurit TNI dengan loreng hijau, coklat, dan hitam.
2. Pakaian Kamuflase
Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Kopassus mengembangkan seragam kamuflase baru untuk menunjang keberhasilan pasukan elite ini dalam menunaikan misi. Seragam loreng Perang Hutan Darah Mengalir (PHDM) Kopassus dinilai lebih mampu menyembunyikan pasukan dari musuh. Dari segi corak dan warna, seragam ini lebih didominasi warna hijau lumut dan sedikit warna merah darah mengalir, sesuai dikenakan untuk kamuflase di area hutan.
Pakaian kamuflase ini dibuat dengan material yang cepat kering dan dilengkapi dengan ventilasi pada celah bahu agar sirkulasi udara tetap terjaga.