JAKARTA, iNews.id - Kasus catcalling saat ini tengah marak terjadi di tengah masyarakat. Terlebih, hal itu dapat menyakiti hati dan menimbulkan dampak buruk bagi korban.
Catcalling banyak dilakukan orang dengan bersembunyi di balik kata bercanda. Padahal, kata Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Universitas Airlangga (Unair) Myrtati Dyah Artaria ada batasan yang membedakan keduanya.
Myrtati menjelaskan, catcalling adalah pelecehan seksual di ruang publik dengan memberikan kata-kata tidak senonoh kepada korban. Contoh catcalling adalah kata-kata, decakan, atau suitan yang bernuansa seksual.
"Jadi, ekspresi bisa verbal maupun nonverbal," ucap dia dikutip dari laman resmi Unair, Rabu (3/5/2023).
Namun, kata Myrtati, masih banyak orang yang sulit membedakan mana catcalling atau bukan. Sehingga, mereka menganggap kata-kata itu adalah sapaan keakraban.