JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dikenal punya karir cemerlang di militer. Luhut bahkan pernah menjalani kedekatan dengan mantan Panglima ABRI Jenderal Leonardus Benjamin Moerdani atau Benny Moerdani.
Luhut mengenal Benny saat dirinya berpangkat mayor. Walaupun Benny berpangkat Letjen dan menjabat Asintel Hankam/ABRI waktu itu, Benny selalu meminta Luhut memberikan laporan. Luhut kerap dipanggil dan diajak berbincang oleh Benny di kantornya.
"Dia tidak malu menelepon saya dan mengajukan pertanyaan yang mendetail,” kata Luhut dalam postingan di media sosial miliknya, dikutip Jumat (15/4/2021).
Luhut pernah dikirim belajar antiteror di GSG-9, Jerman Barat, bersama Kapten Inf Prabowo Subianto. Sepulang dari Jerman, Luhut dipercaya memimpin pasukan antiteror pertama di Indonesia, yakni Datasemen 81 Kopassus. Interaksinya dengan Benny Moerdani yang dikenal sebagai ahli intelijen pun makin intensif.
Suatu ketika, Luhut mendapat penugasan memimpin operasi khusus pengamanan Presiden Soeharto di KTT ASEAN di Manila, Filipina. Benny yang saat itu telah menjabat Panglima ABRI, memanggilnya sehari sebelum penugasan itu.
“Luhut, sejak dua atau tiga tahun lalu, sudah banyak yang antre untuk menggantikan saya, tetapi orang ini (menunjuk foto Soeharto di dinding), kalau terjadi sesuatu pada dirinya, republik itu menjadi kacau. Jadi Luhut, taruhan keselamatan Pak Harto adalah lehermu,” kata Benny ditirukan Luhut.
Interaksi yang intensif dengan Benny lama-lama membuat Luhut risih. Luhut menyadari, dirinya yang seorang perwira menengah tapi kerap dipanggil Panglima ABRI tentu akan membuat banyak senior tidak senang, bahkan mungkin iri kepadanya. Apalagi, Benny selalu mengajaknya berdiskusi berjam-jam.