“Semuanya terbayar tuntas dengan pemandangan luar biasa di puncak Gunung Tambora dengan kawah raksasanya yang dihasilkan letusan dahsyat pada 1815 silam,” tuturnya.
Tak cuma itu, di tengah perjalanan Nadiem juga sempat bertemu mahasiswa pencinta alam dari STIE Bima. Di sana ia banyak berbicara mengenai pendidikan dan kehidupan.
Gunung Tambora, kata Nadiem pun menjadi pengingat bahwa sebuah perjalanan akan memiliki hasil yang indah saat diperjuangkan.
“Gunung Tambora menjadi pengingat bahwa buah yang manis sesungguhnya telah menunggu di ujung jalan yang terjal,” kata dia.