Tim Ekspedisi Kopassus akhirnya menginjak Nepal untuk memulai pendakian ke Himalaya. Iwan ingat betul bagaimana beratnya masa-masa awal berhadapan langsung dengan gunung es. Dia sempat jatuh sakit.
“Saya baru berjalan 100 meter muntah-muntah, kaget, karena memang tidak siap dengan cuaca dingin. Rupanya istri ikut merasakan (kalau saya sakit),” ucapnya.
Tentu saja tidak ada kata mundur. Sebagai satu-satunya perwira Akmil yang memimpin tim pendakian, Iwan terus menguatkan semangat. Prajurit Komando yang pernah menjadi Danrindam Jaya ini meyakini, doa istri yang rajin berpuasa Senin-Kamis, juga doa seluruh bangsa, dirinya sembuh.
Mendaki Everest, kata dia, bak pertaruhan hidup dan mati. “Bayangkan suhu minus 50 derajat Celsius. Sepanjang jalan banyak orang-orang meninggal,” tuturnya.
"Saya kehabisan oksigen, antara hidup dan tidak,” tuturnya.