Selain itu, diperlukan penguatan ketahanan ekonomi melalui peningkatan ketersediaan, akses, dan kualitas konsumsi pangan melalui fortifikasi dan biofortifikasi pangan. Fortifikasi pangan sebagai salah satu upaya pemenuhan gizi sensitif masyarakat merupakan intervensi yang terbukti cost-effective.
Hal itu dikarenakan fortifikasi dilakukan melalui bahan pangan terutama beras sehat dengan beberapa mikronutrien seperti Vitamin A, Vitamin B1, Vitamin B3, Vitamin B6, Asam Folat, Vitamin B12, Zat Besi yang dikonsumsi masyarakat secara luas terutama keluarga tidak mampu dengan biaya yang relatif lebih rendah. Kebanyakan keluarga (yang merencanakan akan punya anak, sedang hamil, sedang menyusui dan memiliki balita) menganggap tidak akan memiliki masalah dan memiliki risiko terhadap stunting (perlu riset lebih lanjut).
Stunting memang mencakup masalah klinis, gizi, sanitasi, namun hal-hal tersebut juga menjadi masalah komunikasi. Pendekatan lintas disiplin sangat diperlukan dalam penanganan stunting. Pendekatan komunikasi dapat mendekatkan relevansi stunting karena berperspektif audience-oriented. Oleh karena itu, masalah utama komunikasinya adalah belum adanya kesadaran Keluarga Berisiko Stunting karena belum adanya relevansi yang berangkat dari perspektif audience- oriented.
(CM)