Misalkan, dalam menilai kemampuan seseorang, sering kali terdapat unsur subjektif. Karena tidak adanya parameter yang jelas untuk membandingkan dengan kemampuan orang lain, penilaian bisa menjadi sekadar dugaan atau pengamatan dari pihak yang menilai.
Sebagai contoh kalimat subjektif, kita bisa mempertimbangkan pernyataan berikut, "Saya merasa perusahaan ini kurang memperhatikan pendapat pelanggan tentang produk mereka. Berdasarkan pengalaman saya, perusahaan ini belum menjadi yang terbaik." Pernyataan tersebut jelas berasal dari pandangan pribadi penulis dan didasarkan pada pengalaman pribadinya.
Misalkan, pernyataan subjektif lainnya adalah, "Menurut saya, Donald Trump mungkin beruntung memenangkan pemilihan presiden AS 2016." Pernyataan ini dapat dianggap subjektif karena mencerminkan interpretasi pribadi yang dapat diperdebatkan mengenai faktualitasnya.