Terjadi perang antara kaum Padri dan kaum adat, namun terjadi perjanjian perdamaian pada tanggal 15 Juli 1825 di Padang,dimana perang ini mengharuskan tentara Belanda ditarik ke Jawa.
Pada tahun 1834 Belanda mengesahkan pasukannya untuk mengepung pusat pertahanan kaum Padri di Bonjol. Kemudian pada tanggal 25 Oktober 1837 Tuanku Iman Bonjol tertangkap dan diasingkan ke Minahasa hingga wafatnya.
Tawanan Jepang kabur pada hari Minggu, 14 Oktober 1945. Tersiar kabar bahwa sumber air minum di Semarang telah diracun. Dr Kariadi yang hendak memeriksa sumber air dibunuh oleh tentara Jepang.
Terjadi pertempuran yang berlangsung selama lima hari mulai dari 15 Oktober 1945.
Persetujuan-persetujuan akan diadakan dengan penduduk agar mereka menyediakan sebagian tanah milik mereka untuk penanaman tanaman dagangan yang dapat dijual di pasar Eropa.
Bagian tanah tanah pertanian yang disediakan penduduk untuk tujuan ini tidak boleh melebihi seperlima tanah pertanian yang dimiliki oleh penduduk di desa.
Pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tanaman dagang tidak boleh melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk menanam padi. Bagian tanah yang disediakan untuk menanam tanaman dagangan dibebaskan dari pembayaran pajak tanah.
Tanaman dagang yang dihasilkan di tanah-tanah yang disediakan wajib diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda jika nilai hasil-hasil tanaman dagangan yang ditaksir melebihi pajak tanah yang harus dibayar rakyat, selisih profitnya harus diserahkan kepada rakyat.
Panen tanaman dagangan yang gagal harus dibebankan kepada pemerintah, sedikit-dikitnya jika kegagalan ini tidak disebabkan oleh kurang rajin atau ketekunan dari pihak rakyat.
Penduduk desa mengerjakan tanah-tanah mereka di bawah pengawasan kepala-kepala mereka, sedangkan pegawai-pegawai Eropa hanya membatasi diri pada pengawasan apakah membajak tanah, panen, dan pengangkutan tanaman-tanaman berjalan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Kabinet Natsir (6 September 1050- 21 Maret 1951)
Kabinet Sukiman (27 April 1951 - 3 April 1952)
Kabinet Wilopo (3 April 1952 - 3 Juli 1953)
Kabinet Ali Sastroamidjojo (31 Juli 1953 - 12 Agustus 1955)
Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 - 3 Maret 1956)
Kabinet Ali II (20 Maret 1956 - 4 Maret 1957)
Kabinet Djuanda (9 April 1957 - 5 Juli 1959)