JAKARTA, iNews.id – Contoh peristiwa diakronik berikut ini bisa dipelajari agar dapat lebih mudah memahami peristiwa bersejarah di Indonesia.
Dikutip dari laman resmi Kemdikbud Ristek, peristiwa diakronik merupakan sebuah peristiwa sesuatu yang melintas tak terbatas melampaui waktu dalam sejarah.
Umumnya peristiwa diakronik berisikan tentang sejarah, kronologis hingga perubahan berkelanjutan. Bisa dipastikan secara sederhana peristiwa diakronik berfokus pada pada awal waktu hingga akhir kejadian.
Selain itu, diakronik memiliki karakteristik atau ciri-ciri di antaranya, bersifat vertikal, pembahasannya lebih luas, memiliki konsep perbandingan, bersifat historis dan berkesinambungan.
Cara berpikir diakronik yang digunakan dalam mengkaji sejarah memiliki dua unsur yaitu mengenai unsur periodisasi dan juga unsur kronologis.
Unsur periodisasi dalam berpikir diakronik merupakan unsur yang menganalisis suatu peristiwa sejarah yang berlangsung secara runtut atau urut dari berbagai peristiwa tertentu pada masa lalu.
Sementara, dalam berpikir diakronik unsur kronologis yakni menganalisis suatu peristiwa sejarah yang berlangsung secara teratur dari segi proses dan waktu terjadinya peristiwa.
Untuk mempermudah dalam pemahaman, berikut adalah beberapa contoh contoh peristiwa diakronik, dikutip dari berbagai sumber, Kamis (14/9/2023).
Tentara Sekutu yang diboncengi NICA mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945.
Tanggal 23 November 1945 ketika matahari mulai terbit, mulailah terjadi tembak-menembak antara para pejuang kemerdekaan dengan pasukan Sekutu. Kolonel Soedirman mengadakan rapat dengan para Komandan Sektor TKR dan Laskar pada tanggal 11 Desember 1945.
Serangan mulai dilancarkan pada tanggal 12 Desember 1945 pukul 4.30 pagi. Pertempuran berakhir pada tanggal 15 Desember 1945 dan Indonesia berhasil merebut Ambarawa. Sekutu dibuat mundur ke Semarang.
Pemerintahan kolonial berencana membangun jalan untuk melancarkan sarana transportasi dan militer di Yogyakarta. Pada tanggal 20 juli 1825 perang Tegalrejo dikepung oleh serdadu Belanda.
Diponegoro dan pengikutnya menyusun strategi gerilya. Belanda menerapkan strategi Benteng Stelsel pada tahun 1827. Tahun 1829 Kiai Maja ditangkap. Pangeran Diponegoro tertangkap di Magelang pada 25 maret 1930.
Tentara Inggris bersama NICA mendarat di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945.
Setelah insiden perobekan bagian biru bendera Belanda, pada tanggal 27 Oktober 1945 meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia melawan tentara Inggris.
Gencatan senjata antara pihak Indonesia dengan pihak tentara Inggris ditandatangani pada tanggal 29 Oktober 1945.
Setelah gencatan senjata, bentrokan-bentrokan tetap saja terjadi sampai berpuncak pada terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur) pada tanggal 30 Oktober 1945 sekitar pukul 20.30.
Pengganti Mallaby, Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh mengeluarkan ultimatum pada 10 November 1945 untuk meminta pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan.
Ultimatum itu tidak dihiraukan. Pada tanggal 10 November 1945 pagi tentara Inggris melancarkan serangan besar-besaran.