Keadaan yang sulit tersebut, dijadikan sebagai peluang bagi Dudung untuk melakukan perubahan dan penataan organisasi yang sudah ada. TNI AD juga akan meminimalisasi pengadaan tetapi dengan tetap dalam koridor tepat dan bijaksana.
"Memahami urgensi dari pembangunan postur TNI AD yang berkelanjutan, Jenderal TNI Dudung memiliki komitmen untuk dapat melanjutkan transformasi TNI AD yang realistis dan dapat tercapai," katanya.
Dudung menyadari membangun postur pertahanan yang ideal membutuhkan anggaran yang besar. Namun, ada cara lain yang diterapkan yakni prinsip 'Low Cost-High Impact'.
"Menggunakan anggaran seminimal mungkin, namun memiliki dampak yang signifikan dan menyeluruh bagi organisasi. TNI AD sebagai ‘mesin perang’ memiliki beberapa komponen yang berhubungan satu dan lainnya, di mana harus berfungsi dengan baik, agar ‘mesin’ dapat berjalan dengan optimal," ujarnya.
Oleh karena itu, dia menegaskan beberapa langkah yang substansial perlu diimplementasikan guna mewujudkan komitmen tersebut. Langkah yang diambil pun sejalan dengan misi Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa untuk melakukan perubahan doktrin dan organisasional.