JAKARTA, iNews.id - Hari kedua Simposium Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia Kawasan Timur Tengah dan Afrika (PPIDK Timtengka) dibuka dengan keynote speech oleh Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid.
Dalam sambutannya, dia menekankan pentingnya Pendidikan Islam dan Konstitusi Indonesia sebagai pilar utama dalam membangun peradaban dan memperkuat nilai moral.
“Pendidikan tidak bisa tercerabut dari dua akar utama, yaitu Islam dan Konstitusi Indonesia. Dalam perspektif Islam, pendidikan bukan sekedar ta’lim tapi dia juga tarbiyah. Proses transfer ilmu juga pembentukan Insaan Kaamil, yaitu manusia paripurna yang seiman, berakal hati dan amalnya," ujarnya.
Dia juga menukil perkataan Imam Al-Ghazali, “Ilmu tanpa amal adalah kecurangan, amal tanpa ilmu adalah Kesia-siaan”. Pesan tersebut menjadi pengantar berharga bagi rangkaian diskusi dan sesi akademik yang berlangsung sepanjang hari kedua Simposium PPIDK Timtengka.
Hidayat Nur Wahid menyampaikan harapannya terhadap pendidikan di Indonesia, “Pendidikan di era digital sekalipun dalam konteks Indonesia bukan hanya mampu mencapai target Pendidikan, tapi tidak kehilangan nilai spiritualitas, nilai-nilai moral yang menjadi pondasi utama dalam keislaman kita."
Dia juga memaparkan kewajiban Negara Indonesia yang tercatat di Undang-Undang Dasar Negara RI Pasal 31 ayat 1, 2 dan 3, bahwa, setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.