JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD berdialog dengan para rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) secara virtual, Kamis (5/8/2021). Dialog tersebut dalam rangka menjaga kondusifitas politik, hukum dan keamanan selama masa pandemi Covid-19.
Mendikbudristek Nadiem Makarim ikut serta dalam dialog itu. Dialog juga diikuti para pimpinan perguruan tinggi dari 820 kampus negeri maupun swasta. Salah satu masalah yang mengemuka dalam dialog tersebut, yakni tentang ruang demokrasi dan kebebasan berpendapat di era pandemi.
“Perlu ada kepastian, kaitan dengan kemerdekaan berbicara dan kebebasan mimbar, apakah nanti karena sedikit vokal, karena kondisi pandemi orang-orang sedang sensitif, nanti persoalannya berhadapan dengan aparat. Sehingga orang takut untuk menyampaikan kritik dan pendapat," ujar Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang, Ahmad Amarullah.
Pada kesempatan itu Mahfud MD menyampaikan, masukan dan kritik merupakan salah satu dasar dalam mengambil kebijakan untuk memperjuangkan kepentingan publik. Pemerintah, kata dia tidak alergi terhadap kritik.
“Kita tidak menolak kritik sama sekali, jika tidak ada kritik, maka kita sulit mengambil kebijakan mengatasnamakan kepentingan publik," katanya.
Dia senang jika ke kampus dan berdialog dengan mahasiswa yang kritis. Pimpinan perguruan tinggi diminta memfasilitasi mereka yang kritis sekaligus difasilitasi untuk berpikir rasional dan bertanggung jawab.
"Kita tidak pernah menganggap mahasiswa yang kritis itu musuh pemerintah, kita juga waktunya terbatas untuk ngurus negara yang akan meneruskan kita anak-anak yang kritis ini. Sama sekali kita tidak boleh membungkam sikap kritis mahasiswa, dosen dan lain sebagainya, tapi diarahkan untuk bertanggung jawab," ucapnya.
Selain itu dia bersama Nadiem Makarim mengapresiasi berbagai upaya yang sudah dilakukan para pimpinan perguruan tinggi dalam menyukseskan program Merdeka Belajar, maupun upaya-upaya yang terkait kepatuhan protokol kesehatan.