Dulu Jual Air Minum di Stasiun, Siapa Sangka Sosok Ini Menjelma Jadi KSAD dan Terpilih Wapres!

Irfan Ma'ruf
Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno merupakan Wakil Presiden (Wapres) ke-6 sekaligus tokoh militer yang disegani di Tanah Air. (Foto: Istimewa)

Dari KSAD, Panglima TNI, lalu Wapres

Masa awal-awal kemerdekaan, tantangan NKRI sunggu berat. Selain ancaman penjajahan, negara juga harus menghadapi rongrongan pemberontakan di daerah-daerah. Di sini lah pengalamannya ditempa.

Try Sutrisno diterjunkan berperang melawan pemberontakan PRRI. Pengalaman tempurnya makin terasaha kala dia ditugaskan di Operasi Trikora di Irian Barat (kini Papua). Kala itu, Lettu Czi Try bergabung dalam Yon Zikon 12 Komando Mandala. Seiring waktu, penugasannya kian beragam. Ketika bertugas di Kendari, Try bertemu Panglima Operasi Mandala Mayjen Soeharto. 

Seiring waktu, kariernya terus meningkat. Selepas mengikuti pendidikan Seskoad, berbagai jabatan dipercayakan kepadanya. Namun yang membuat berdegup kencang adalah ketika Soeharto membutuhkan ajudan untuk menggantikan Kolonel Suharso. ABRI menyerahkan beberapa nama untuk dipilih, salah satunya Try.

Sungguh mujur, arek Suroboyo ini akhirnya didapuk sebagai ajudan Pak Harto. Sebuah jabatan yang benar-benar tak pernah dibayangkan sebelumnya. 

Menurut Puspen TNI, itu terjadi pada 1974. Dari sini karier suami dari Tuti Sutiawati itu meroket. Pada 1978, dia diangkat ke posisi Kepala Komando Daerah Staf di Kodam XVI/Udayana. Setahun kemudian, ia akan menjadi Panglima Daerah Kodam (Pangdam) IV/Sriwijaya. Empat tahun kemudian, ia diangkat sebagai Pangdam V / Jaya dan ditempatkan di Jakarta.

Agustus 1985 pangkatnya dinaikkan lagi menjadi Letjen TNI sekaligus diangkat menjabat Wakil KSAD, mendampingi KSAD saat itu, Jenderal TNI Rudini. Tak lama, persisnya pada Juni 1986 atau 10 bulan sejak diangkat menjadi orang nomor 2 di matra AD, bintangnya semakin benderan. Try diangkat menjadi KSAD.

Belum berakhir di situ. Karier anak sopir ambulans ini melesat ke titik tertinggi. Try dipercaya Soeharto menjadi Panglima ABRI menggantikan Jenderal TNI Leonardus Benyamin Moerdani. Dia memegang tongkat komando itu pada rentang 1988-1993. Ini catatan sejarah tersendiri. Sungguh istimewa ketika lulusan kecabangan zeni bisa tembus menjadi KSAD hingga Panglima.

Try menulis tinta emas saat didapuk menjadi Wakil Presiden ke-6 RI. Mertua dari Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu ini mendampingi Seoharto dari 11 Maret 1993 sampai 11 Maret 1998.

Dua putra Try mengikuti jejaknya masuk akademi militer/kepolisian. Pertama, Irjen Pol (Purn) Firman Shantyabudi, lulusan Akpol 1988 yang baru saja purnatugas dari Kakorlantas. Kedua, Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo. Lulusan Lembah Tidar 1992 ini sekarang menjabat Wadan Kodiklatad.

Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait
Nasional
2 hari lalu

Respons Gibran soal Soeharto dan Gus Dur Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional 

Nasional
2 hari lalu

Wapres Gibran Minta Menteri dan Kepala Daerah Kawal Proyek Bendungan Jragung

Buletin
5 hari lalu

Gibran Buka Suara soal Isu Diasingkan ke Papua: Itu Tidak Benar!

Nasional
20 hari lalu

Survei IPO: Publik yang Puas dengan Peran Wapres Gibran Cuma 29 Persen

Nasional
24 hari lalu

Menkeu Purbaya Bertemu Gibran, Bahas Keluhan Kepala Daerah terkait Pemangkasan TKD

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal