Menurutnya, party switching muncul dan tertangkap radar survei ketika tahapan pemilu sudah dilakukan.
Umumnya, pemilih partai tertentu bergeser atau memilih parpol lain, karena kurang merasa terwakili dengan sikap politik partai sebelumnya tersebut.
"Nah, parpol nonparlemen, seperti Partai Perindo, yang belum punya kursi di Senayan berpotensi dilirik orang, karena dianggap masih fresh dan bisa menyalurkan aspirasi masyarakat," ucapnya.
Diketahui, berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas pada Oktober 2022, elektabilitas Partai Perindo tembus 4,5 persen melampaui partai politik lain yang duduk di Senayan.
Bila melihat survei tersebut, itu berarti Partai Perindo telah melampaui ambang batas parlemen atau (parliamentary threshold/PT) yang sebesar 4%.
Dalam riset tersebut, Litbang Kompas membandingkan dua survei terakhir yang menunjukkan elektabilitas Partai Perindo semakin menanjak menjelang Pemilu 2024.
Jika pada Juni 2022 lalu, Partai Perindo berhasil meraih elektabilitas 3,3 persen, namun para Oktober 2022 ini meningkat menjadi 4,5 persen.
Artinya, terdapat elektabilitas Partai Perindo saat ini naik sekitar 1,2 persen dari survei Litbang Kompas sebelumnya di bulan Juni lalu.