JAKARTA, iNews.id - Gunung Anak Krakatau erupsi hingga 600 meter, Jumat (10/4/2020) malam. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut tidak ada anomali perubahan permukaan laut akibat erupsi tersebut.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono memastikan tidak ada potensi tsunami akibat erupsi.
"Berdasarkan monitoring muka laut yang dilakukan BMKG menggunakan Tide Gauge dan Radar Wera menunjukkan bahwa erupsi Gunung Anak Krakatau tadi malam tidak memicu terjadinya tsunami," kata Rahmat melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (11/4/2020).
Erupsi Gunung Anak Krakatau kali ini dinilai lebih lemah dibandingkan erupsi yang terjadi 22 Desember 2019.BMKG mencatat erupsi menyebabkan gempa kecil di Selat Sunda dengan magnitudo 2,4.
"Hasil analisis BMKG terkait gempa tersebut menujukkan telah terjadi gempa tektonik di Selat Sunda pada pukul 22.59 WIB dengan magnitudo M 2,4 episenter terletak pada koordinat 6,66 LS dan 105,14 BT tepatnya di laut pada jarak 70 km arah Selatan Baratdaya G. Anak Krakatau pada kedalaman 13 km," kata Rahmat.