"Jadi, bobot nama 'Minangkabau' jauh lebih besar dibanding nama 'Sumatera Barat'," kata mantan Wakil Ketua DPR ini.
Kedua, daerah Minangkabau punya posisi dan pengaruh politik istimewa terhadap sejarah pembentukan Republik Indonesia.
Fadli menuturkan, di ranah Minang pernah berdiri Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dipimpin Mr Sjafruddin Prawiranegara, dengan Bukittinggi sebagai ibukotanya.
"Adanya PDRI ini pula yg memberi kita legitimasi untuk meneruskan perundingan dengan Belanda di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Tanpa PDRI belum tentu ada NKRI. Karena PDRI akhirnya Belanda mengakui kedaulatan RI pada 27 Desember 1949 setelah perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB)," ujarnya.
Ketiga, besarnya kiprah orang Minangkabau dalam sejarah Republik. Secara demografis, kata Fadli, jumlah etnis Minangkabau di Indonesia hanya berkisar sekitar 3 persen dari total jumlah penduduk. Namun peran orang Minangkabau dalam sejarah Indonesia jauh lebih besar dari itu.