2. Misi Misterius
Seperti pasukan elite lainnya, informasi mengenai kekuatan sesungguhnya Sat-81 tidak diketahui pasti. Data jumlah personel hingga jenis senjata yang digunakan tidak disebar untuk konsumsi publik. Namun di awal pembentukannya satuan ini diketahui menggunakan senjata sebagaimana dipakai personel GSC-9.
Berdasarkan berbagai laporan, anggota keluarga personel Sat-81 kerap ditinggal tanpa diberi tahu ke mana dan untuk misi apa mereka pergi. Bukan hanya itu terkadang para prajurit juga tidak tahu jenis dan lokasi misi tempur sampai berada di medan. Oleh karena itu personel Sat-81 harus memiliki kesiapan mentan dan fisik serta kesanggupan beradaptasi dengan cepat agar bisa bertahan dalam menjalankan tugas.
3. Membantu Penanganan Kasus Terorisme Terkenal
Satuan ini dilaporkan ikut serta dalam pengejaran beberapa nama kasus terorisme, seperti Noordin M Top pada 2009 dan pelaku teror bom di Sarinah Thamrin pada 2016. Pasukan ini juga turun tangan dalam kerusuhan Mako Brimob Kelapa Dua pada Mei 2018.
Meski kepolisian memiliki satuan antiteror sendiri yakni Detasemen Khusus Antiteror 88 (Densus 88), Sat-81 juga kerap dilibatkan dalam penanganan kasus terorisme jika ada ancaman bersifat kompleks dan rumit.
4. Tidak Bergerak dalam Jumlah Besar
Pasukan Sat-81 tidak bergerak secara terang-terangan dengan menurunkan banyak personel dalam menjalankan misi. Biasanya, pasukan bergerak dalam unit kecil, membagi dalam kelompok berkekuatan 10 orang, bahkan terkadang hanya 4 hingga 5 prajurit saja.
Masing-masing anggota tersebut sudah dilatih untuk bergerak cepar dan menyelesaikan misi secepat mungkin dan tentunya tak meninggalkan jejak. Ini sejalan dengan visi dan misi kesatuan ini, 'Tidak Diketahui, Tidak Terdengar, dan Tidak Terlihat'.