Sementara itu, Empu Singa diangkat sebagai menteri pengawas segala perintah Sri Nata. Tugasnya mirip sekretaris negara yang mendistribusikan instruksi kerajaan ke seluruh pelosok.
Dengan demikian, total enam pejabat tinggi menggantikan berbagai aspek kekuasaan Gajah Mada, menunjukkan betapa luasnya cakupan jabatan yang pernah ia tangani sendirian.
Pengangkatan enam pejabat pengganti ini menjadi bukti betapa tak tergantikan peran Gajah Mada dalam pemerintahan Majapahit. Dia adalah pemimpin tipe naya, sosok bijaksana, penuh siasat dan lihai dalam diplomasi serta strategi perang.
Kemampuan Gajah Mada tidak hanya dalam mengatur birokrasi, tetapi juga dalam membentuk loyalitas dan kekuatan militer. Hal inilah yang membuat kerajaannya mencapai puncak kejayaan di Asia Tenggara.
Sejarawan mencatat bahwa Gajah Mada menjadi satu-satunya Mahapatih yang memegang hampir seluruh kendali pemerintahan, hukum dan militer Majapahit.
Majapahit memang terus berjalan setelah Gajah Mada lengser. Namun kejayaan era sebelumnya sulit terulang karena tidak ada lagi sosok sekuat dan sekomprehensif Gajah Mada di dalam pemerintahan.
Dibutuhkan enam orang tokoh penting hanya untuk membagi peran yang dahulu ditanggung oleh satu orang Mahapatih. Ini menunjukkan betapa besar pengaruh dan kapasitas yang dimiliki oleh Gajah Mada.