"Kini, justru terjadi berbagai bentuk demoralisasi, melalui praktik-praktik ketidaknegarawanan dari berbagai penyelenggara negara yang tidak netral, keberpihakan, dan manipulatif," ujar Ibnu.
Pemimpin negara yang seharusnya menjadi teladan bagi warga negara, kata Ibnu, justru tidak mampu menjadi contoh. Bahkan, sikap yang tidak netral dilakukan dengan berbagai pembenaran.
"Kami menilai, hal yang demikian itu akan mendegradasi pemilu sebagai sarana daulat rakyat menjadi sarana pembuat pilu. Kondisi ini mengguncang batin dan nurani kami sebagai cendekiawan," ucapnya.