JAKARTA, iNews.id - Seismolog asal Belanda Frank Hoogerbeets meramalkan gempa besar akan terjadi pada awal Maret 2023. Hal ini diungkapkan Hoogerbeets lewat channel Youtube Solar System Geometry Survey (SSGEOS) pada 27 Februari 2023 lalu.
Merespons hal tersebut, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menegaskan belum mempercayai prediksi gempa seperti yang dikeluarkan oleh Hoogerbeets.
“Saya seismologist, semua landasan berpikir berdasarkan konsep empirik yang jelas. Saya tidak termasuk yang mudah percaya prediksi gempa, dan saya belum percaya dengan prediksi gempa hingga saat ini,” kata Daryono, Jumat (3/3/2023).
Daryono juga mengaku skeptis dengan teori yang digunakan oleh Hoogerbeets dalam memprediksi gempa. Dia menegaskan hingga kini belum ada prediksi gempa bumi yang tepat akurat.
“Teori atau konsep prediksi sangat banyak tapi yang valid konsisten, tepat akurat belum ada. Tapi oke lah ini kita terima sebagai pesan kesiagan ini, sah-sah saja. Tapi dalam kontek konsep atau teori saya skeptis,” ucapnya.
Daryono pun menegaskan BMKG telah melakukan kegiatan prediksi gempa melalui monitoring geomagnet, radon, kajian Vp/Vs hingga total electron content. Meskipun semua masih dalam kajian dan belum masuk tahap operasional.
“Ada yang konsisten ada yang belum terkait prediksi gempa ini," katanya.
Oleh karena itu, Daryono mengatakan kajian dari BMKG belum dioperasionalkan untuk info publik karena masih ada yang belum konsisten.
“Jangan sampai kita keluarkan prediksi, kemudian masyarakat resah ketakutan, tahunya tidak terjadi,” tuturnya.
Sebelumnya, Seismolog Belanda Frank Hoogerbeets memprediksi akan ada gempa bumi dahsyat di dunia dalam waktu dekat. Nama Hoogerbeets muncul ke permukaan setelah dia memperkirakan gempa bumi di Turki sebelum guncangan sesungguhnya bermagnitudo 7,8 dan 7,7 terjadi pada 6 Februari 2023.