Apalagi, kata Arie, pada kejadian hujan es kemarin disertai angin kencang. Hal itu menyebabkan sebaran polutan yang semakin meluas karena turbulensi angin mempercepat proses pengenceran polutan.
"Maksudnya, gugus-gugus emisi yang ada dalam hujan es akan terdispersi secara lebih cepat dan luas," ucap pria yang mendapatkan gelar doktor dari Universitas Hiroshima, Jepang ini.
Ia pun berharap agar masyarakat lebih hati-hati terhadap hujan es yang terjadi di wilayahnya. Sebab, es yang turun mengandung senyawa polutan yang tidak ramah bagi lingkungan serta kesehatan.
"Jangan mentang-mentang hujan es, dipakai untuk minum es teh," ujarnya.