“Kalau menurut saya, untuk bulan April, perkiraan saya inflasi akan diatas 0,5 dibandingkan inflasi bulan sebelumnya. Kalau kita lihat fenomena sebelumnya pun, memang, inflasi di bulan Ramadan lebih tinggi dari bulan-bulan sebelumnya,” tutur dia.
Namun baginya, kenaikan harga di bulan Ramadan tidak selamanya buruk. Hal tersebut juga dapat mengindikasi bahwa roda perekonomian di tengah masyarakat tetap bergerak. Ia menyoroti fenomena menjelang Lebaran, seperti pemberian tunjangan kepada karyawan, hingga pendistribusian kekayaan kepada masyarakat miskin melalui zakat, infak, dan sedekah, yang masif digencarkan saat bulan Ramadan.
“Ketika orang punya uang dari menerima sedekah, otomatis permintaan barang akan naik kan, karena mereka akan membelanjakan uang itu. Begitupun para mustahiq (orang yang menerima zakat) yang akan membelanjakan uangnya,” ucap Wakil Dekan II Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Unair tersebut.
Untuk itu, ia berpesan kepada masyarakat agar membuat skala prioritas dan memahami apa itu keinginan dan kebutuhan. Menurutnya, keinginan itu hal yang tidak terbatas sedangkan kebutuhan itu terbatas.
“Jadi sebenarnya, kalau dasar (membelanjakan uang) kita ini kebutuhan, maka kita akan hemat. Ini juga tuntunan agama,” kata dia.