Menurut Syed, tahun ini Malaysia memberangkatkan 14.600 jemaah, sedangkan Indonesia 100.051 jemaah. Jika kuota normal, ucap Syed, jemaah yang diberangkat dari Malaysia sebanyak 31.000, Indonesia lebih dari 200.000.
Adapun terkait aturan yang berbeda dari Indonesia, yakni melarang penderita penyakit tertentu berangkat haji. Bahkan obesitas atau kegemukan juga menjadi salah satu syarat yang pantang dilanggar.
"Ada aturan Body Mass Index (BMI) dihitung 40 ke atas tidak boleh berangkat. Kalau punya penyakit bawaan juga tidak dibenarkan berangkat,” ungkapnya.
Selain obesitas, kata dia calon jemaah yang memiliki penyakit bawaan, seperti kencing manis dan darah tinggi yang tidak terkontrol juga dilarang berangkat. Proses pemeriksaan kesehatan juga dilakukan hingga dua kali, termasuk tes PCR Covid-19.
“Ini yang membuat kita tidak ada jemaah yang sakit. Alhamdulillah jemaah datang sehat. Urusan ibadah juga mudah tidak ada yang tertinggal tidak ada yang jalan lambat,” paparnya.