Kemendikbudristek, lanjut dia, akan menyiapkan materi yang menjelaskan konsep kurikulum prototipe. Kepala sekolah/madrasah yang ingin menggunakan kurikulum tersebut hanya diminta untuk mempelajari materi tersebut.
"Jika setelah mempelajari materi tersebut sekolah memutuskan untuk mencoba, mereka akan diminta mengisi formulir pendaftaran dan sebuah survei singkat," katanya.
Lebih lanjut, pihaknya juga menyiapkan skema tingkat penerapan kurikulum. Hal tersebut dilakukan berdasarkan hasil survei yang diisi sekolah ketika mendaftar. Dalam skema itu, sekolah yang sudah terbiasa mengadaptasi materi dan kerangka kurikulum akan disarankan untuk mengadopsi kurikulum prototipe secara penuh.
Sekolah seperti ini sebenarnya sudah menerapkan substansi dari pembelajaran yang ingin didorong melalui kurikulum prototipe. Untuk itu, sekolah tersebut diberi penguatan dan rekognisi formal.
Sedangkan, sekolah yang belum terbiasa masih bisa menggunakan Kurikulum 2013. Namun sambil mempelajari dan menerapkan beberapa komponen dari kurikulum prototipe.
"Sekali lagi, tidak ada seleksi dalam proses pendaftaran ini. Jika ada berita di media yang menyatakan Kemendikbudristek melakukan seleksi, itu keliru ya, yang kami lakukan adalah melakukan pemetaan tingkat kesiapan dan menyiapkan bantuan yang sesuai kebutuhan," tutup dia.