Selain itu, keberadaan gas air mata pun sudah dipastikan akan menjadi kajian TGIPF. Rhenald tidak menampik banyak kerusuhan terjadi dalam pertandingan sepakbola. Namun, kerusuhan-kerusuhan itu tidak berujung tragedi seperti yang terjadi di Kanjuruhan.
“Selama ini memang banyak pertandingan yang suasananya rusuh setelah bertarung. Apalagi kalau itu terjadi di pihak tuan rumah, dan tuan rumahnya kalah. Tetapi tidak terjadi korban seperti ini. Nah itu banyak sekali, karena tidak digunakan gas air mata sesuai dengan standar dari FIFA. Tapi kali ini ada gas air mata. Ini menjadi objek investigasi kami. Kami sudah mempelajari, kenapa itu digunakan dan dari gudang mana. Itu semua ditelusuri. Penggunaan gas air mata ini memang sebaiknya tidak dilakukan di dalam pertandingan,” tutur dia.