Selain itu, Herzaky juga mengatakan, apakah sekelompok orang yang tidak memiliki hak boleh menyelenggarakan kegiatan politik yang diklaim sebagai Kongres Luar Biasa (KLB) yang merupakan forum tertinggi di suatu organisasi. Kemudian dengan menghadirkan bukan pemilik suara yang sah, dan kemudian bisa memilih yang mereka sebut ketua umum baru yang merupakan orang lingkar dalam Istana serta mendemisionerkan kepengurusan sebelumnya.
"Lalu, tanpa izin dari pihak berwenang, di tengah musim covid-19, tetap bisa mengadakan kegiatan dengan peserta ratusan orang, tanpa dibubarkan oleh pihak berwenang," ujar dia.
Di sisi lain, dugaan kesewenang-wenangan kekuasaan yang ditunjukkan secara nyata hari ini dianggapnya secara brutal telah memperkosa demokrasi, menafikan etika, norma, kepatutan, dan aturan-aturan hukum yang berlaku. Sehingga, masih ada saja yang berpikir kondisi ini merupakan drama politik.
Lebih jauh sia mengatakan, kalau memang pihak-pihak tertentu menghamba kepada kekuasaan setidaknya jangan kemudian menjadi intelektual tukang stempel yang menuruti apa maunya pemerintah ataupun pesanan pihak-pihak tertentu.
"Situasi demokrasi Indonesia saat ini sedang genting, dan perlu kerja keras kita semua, untuk memastikan demokrasi Indonesia tidak berjalan menuju jurang kehancuran oleh perilaku segerombolan pelaku gerakan penggulingan kekuasaan Partai Demokrat yang berselingkuh dengan kekuasaan," katanya.