Provider di dalam negeri terutama BUMN juga sudah melakukan kerja sama dengan tiga provider lokal di Saudi sehingga sinyal lebih merata karena bisa switch ke sinyal paling kuat saat jemaah melakukan mobilisasi.
Provider lokal juga tidak mendukung video call. Berbeda dengan provider Tanah Air yang tetap bisa menggunakan video call.
Selain itu, membeli provider lokal juga harus dilakukan di counter dan harus melakukan registrasi ulang dengan menggunakan paspor. Masalahnya tidak semua pegawai counter bisa berbahasa Indonesia yang bagus.
"Yang sering ditanyakan jemaah mungkin soal harga paketnya. Tapi setahu saya tidak beda jauh. Ditambah potensi antara yang diharapkan dengan kenyataannya berbeda karena ada kendala dalam bahasa," kata Suseno.