Widodo yang pernah punya pengalaman bertugas di perbatasan dan dalam banyak kesempatan melapor langsung ke Jenderal Andika memahami atasannya itu punya pandangan jauh ke depan. Pelan-pelan masalah ‘jenderal pengangguran’ itu terpecahkan.
Bagaimana caranya? Menurut Widodo, KSAD mengembangkan organisasi AD (validasi organisasi). Menariknya, pengembangan itu pada mulanya banyak ditentang oleh para perwira, termasuk dirinya.
Ketika ditunjuk sebagai Kasahli KSAD (kini kapok sahli), Widodo berdiskusi dengan Andika. Dia mempertanyakan alasan pengembangan organisasi itu.
“Saya diskusi sama beliau. Saya tidak setuju dengan salah satu organisasi (di TNI AD), kenapa kok dikasih bintang sekian, relevansinya apa, beban tugasnya apa? Kok sampai dikasih bintang 3 (untuk menduduki jabatan itu),” kata Widodo.
Widodo lantas menyadari ternyata semua yang dijabarkan KSAD tersebut betul. Konsep yang semula banyak tidak disetujui itu ternyata sekarang diakui.
“Bahwa betul konsep Jenderal Andika, yang jadi solusi saat ini. Dan memang bener. Contohnya saja semua danrem. Dulu hanya 10 danrem di AD yang bintang 1 (brigjen), sekarang semua korem yang posisinya di ibu kota provinsi (dijabat) bintang,” ujar lulusan Akademi Militer 1987 ini.