Jika Dimungkinkan, Saya Pasti Berpasangan Lagi dengan Pak Jokowi

Ilma De Sabrini
Host iTalk Ariyo Ardi mewancarai Wapres Jusuf Kalla di Istana Wapres, Jakarta, belum lama ini. (Foto: iNews).

Jika nantinya maju sebagai cawapres saat MK mengabulkan judicial review, optimistis bisa mengalahkan pasangan lainnya?
Ya, kalau kita maju, harus optimistis apapun kondisinya. Kalau tidak optimistis lebih baik jangan maju kan. Hehehe.

Bagaimana dengan Golkar, apakah bulat mendukung Pak JK maju sebagai cawapres?
Saya belum tau, tapi dalam hal pilpres, partai itu mengusung dan mendukung tentu. Tapi orang memilih pertimbangannya tentu bukan pertimbangan ke partai. Pertimbangannya kepada orang. Figur. Lebih kepada itu, sampai kepada pilkada pertimbangannya ke figur.

Golkar dan Jusuf Kalla, mana yang lebih besar Pak JK?
Hahahaha. Tentu komplementer. Saya mantan ketua umum Golkar, tapi pengalaman juga saya terpilih wapres dua kali itu tanpa partai.

Justru waktu itu Golkar mendukung Pak Wiranto?
Iya, iya. Yang kedua mendung Pak Prabowo. Jadi penting Golkar itu karena saya ketua umum, tapi sejarahnya juga berbeda, pengalaman juga berbeda.

Tanggal 25 Juni Bapak bersilatirahmi Idul Fitri setelah Lebaran ke rumah Pak SBY. Kami ingin mengonfirmasi, apakah benar waktu itu Bapak mendapatkan tawaran menjadi capres dari AHY?
Enggak, kalau di situ enggak. Itu hanya silaturahim. Saya setiap tahun mengunjungi mantan-mantan presiden. Saya kunjungi Ibu Mega, saya kunjungi Pak Habibie. Saya kunjungi Pak SBY, itu rutin saja. Sebagai senior, sebagai jabatan ya, kalau soal umur saya lebih tua. Tapi kami tidak bicara soal tentang pasangan (capres-cawapres). Nanti setelah beberapa hari kemudian ada pembicaraan.

Jadi, memang benar Bapak pernah ditawari Demokrat untuk maju sebagai capres? Berpasangan dengan AHY?
Hhhmm… iya.


Saat itu apa jawaban Pak JK?
Jawaban saya waktu itu, keluarga minta saya istirahat sebenarnya. Anak istri minta mendahulukan keluarga. Kemudian juga pertimbangan-pertimbangan konstituen juga atau pemilih itu tidak mudah saya jalani. Saya pernah 2009 saya pernah mencalonkan wapres dengan Pak Wiranto, tapi kalah.

Ketika itu, apa reaksi Pak SBY?
Ya, menerima. Karena itu kan yang memutuskan saya. Tapi dengan sopan saya mengatakan bahwa mungkin belum waktunya.

Tapi, kalau sekarang MK mengizinkan, apakah itu tidak bertolak belakang? Sebelumnya Bapak memakai alasan keluarga tidak mengizinkan untuk berlaga lagi?
Ya, yang pertama kan ingin pasangan saya jadi wapres. Ini secara perhitungan lebih mungkin.

Atau mungkin Bapak tidak yakin dengan AHY?
Iya termasuk perhitungan-perhitungan itu. Kita sebagai politisi tentu punya kalkulasi-kalkulasi, melihat kondisi yang ada, kita juga melihat survei-survei.

Jika melihat survei-survei dan pengalaman yang sudah puluhan tahun malang-melintang di dunia politik, kalkulasi berpasangan dengan Pak Jokowi akan seperti apa? Tentunya jika diizinkan oleh MK.
Ya tentu kan ada proses. Proses yang pertama di MK. Proses kedua bagaiamana pasangan ini kita atur. Ketiga, proses pemilu. Nah, itu lebih berat, karena berlangsung bersamaan. Berat. Saya sudah 3 kali ikut pemilu. Semuanya membayangkan ada kampanye, berat itu. Walaupun begitu, kita layanilah sebagaimana adanya.

Dari tiga pemilu, mana yang paling berat?
Belum tahu, tergantung siapa lawannya.

Menurut Pak JK siapa pasangan yang paling mungkin bersaing dengan Jokowi-JK?
Kalau dari yang dibicarakan selalu dan juga survei-survei dan juga kemungkinan yang punya partai, ya tentu Pak Prabowo yang menonjol.

Meskipun Gerindra masih mencari koalisi untuk memenuhi ambang batas presiden?
Selama ini kan Gerindra sama PKS sudah jalan sama-sama, kalau dua itu cukup. Lebih dari dua suara.

Lebih dari 22 persen?
Ndak. Hhmm.. iya lebih dari 22 persen.

Kira-kira kalau untuk cawapres siapa yang akan mendampingi Pak Prabowo?
Saya tidak tahu, tergantung Pak Prabowo dan pertimbangan politik jangan lupa. Karena, bukan Pak Prabowo sendiri yang menentukan tentu koalisi-koalisi partai ikut bicara.* (bersambung).

Editor : Zen Teguh
Artikel Terkait
Nasional
6 jam lalu

Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, JK: Beliau Telah Bawa Negeri Ini Lebih Baik

Nasional
7 jam lalu

JK Ajak Masyarakat Lawan Mafia Tanah: Saya Termasuk Korban

Nasional
7 jam lalu

Jadi Tersangka Kasus Ijazah Jokowi, Roy Suryo Cs Siap Penuhi Panggilan Polda Metro

Nasional
3 hari lalu

Silfester Matutina Belum Dipenjara, Roy Suryo: Tolong Aparat juga Fair

Nasional
3 hari lalu

Menteri ATR Buka Suara soal Kisruh Lahan 16,4 Hektare Milik Jusuf Kalla Disikat Mafia

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal