Herry Nurfahmi, mahasiswa STKIP PGRI Program Studi Pendidikan Ekonomi Semester 7 yang ditemui di lokasi peresmian menyatakan sangat berterima kasih atas dibangunnya rusun tersebut. Menurut dia mahasiswa tidak perlu lagi mencari kos di luar kampus.
"Fasilitasnya pun sudah lengkap dengan meja belajar, tempat tidur dan lemari," ujarnya.
Sementara untuk rusun MBR Jepun, Tulungagung yang juga diresmikan Presiden Jokowi, memiliki tipe 36 setinggi lima lantai, dengan jumlah sebanyak 70 unit. Pembangunannya dilaksanakan dan telah selesai pada 2017 dengan biaya Rp20,1 miliar.
"Saat ini rusun MBR tersebut sudah terhuni selama satu tahun. Saya lihat kondisinya terawat dengan baik. Rencanannya berdasarkan usulan pemerintah daerah akan dibangun satu tower rusun MBR lagi di wilayah Jepun. Saat ini masih dalam tahap perencanaan," ujar Khalawi.
Peresmian Jembatan Ngujang II
Selain rusun, Jokowi dalam kesempatan yang sama juga meresmikan Jembatan Ngujang II Tulungagung. Jembatan ini menjadi jalur kedua untuk akses dari Tulungagung ke Kediri maupun sebaliknya, setelah Jembatan Ngujang. Jembatan sepanjang 220 meter tersebut dibangun dengan APBN TA 2018 sebesar Rp35,5 miliar.
Menteri Basuki mengatakan, Jembatan Ngujang II merupakan bagian dari Jalan Lingkar Tulungagung yang dibangun untuk mengatasi kemacetan pada jalan nasional. "Jembatan Ngunjang II akan mendukung angkutan logistik tidak lagi masuk ke dalam Kota Tulungagung tetapi lewat lingkar luar sehingga mempercepat logistik," ujarnya.
Plt. Bupati Tulungagung Maryoto Birowo mengatakan, kehadiran jembatan tersebut sangat membantu untuk mengurai akses kemacetan di Tulungagung. Dengan selesainya proses pembangunan, diharapkan akan memberikan kontribusi yang besar terhadap akses perekonomian masyarakat di wilayah Tulungagung, Trenggalek, Kediri maupun sekitarnya.
Turut mendampingi Menteri Basuki pada acara tersebut Dirjen Penyediaan Perumahan Khalawi AH, Dirjen Bina Marga Sugiyartanto, Kepala BBPJN VIII Ketut Dharmawahana, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja.